cctv

Selasa, 05 Januari 2016

Sahabat Terindah

Sahabat Terindah
Ini ceritaku, cerita ini dimulai ketika aku kelas XI semester satu akhir yeahhh setelah uas dan menjelang libur. Pada saat itu aku dan teman-teman kelasku memutuskan untuk merayakan kemenangan lomba futsal putra seSMA yeahh walaupun kelas kita tak juara pertama tapi setidaknya masuk tiga besar. Aku dan teman-teman memutuskan untuk makan-makan disalah satu rumah temanku yang jaraknya cukup jauh dari SMA namanya Bianka, tapi itu tidak masalah :D. Dari 35 siswa hanya 15 orang yang bisa ikut termasuk tuan rumah itu sendiri. Namaku Natasya Ananda Putri, teman-temanku biasa memanggil dengan sebutan Tasya tapi ada juga yang suka memanggilku Gita hahaha kenapa demikian yahhh karena kata mereka aku mirip Gita KDI *penyanyi dangdut -__-* terserahlah suka-suka mereka mau manggil aku apa. Ketika sesampainya dirumah Bianka, ternyata Ibunya sudah menyiapkan semuanya *wowww beruntung sekali kita, dan yeahhh ibu yang sangat pengertian 555* tak menunggu lama kita pun langsung menyantap makanan yang telah disediakan, mubazir kalo dianggurin mulu hihi. Setelah semuanya selesai makan, kita melanjutkan untuk berfoto-foto ria *ga asik kalo ga foto-foto*, dan ngobrolin ini itu yang ga jelas haha. Ketika semua teman-temanku berada dihalaman luar, aku memutuskan untuk masuk ke dalam rumah untuk mengambil hp *kali aja ada yang sms #ngarep :D*, ternyata salah satu temanku yang bernama Muhammad Nanda Adriansyah, biasa dipangil Nanda. Lanjut kecerita, sehingga kita berdua berada diruangan yang sama *ruang tamu*. Ga ada angin ga ada hujan tiba-tiba Nanda meminta nomorku, tak harus menunggu lama aku pun langsung memberikan nomorku. Nanda adalah salah satu teman sekelasku yang tak aku kenal, aku hanya tahu dia teman sekelasku dan yeahhh sedikit informasi tentang dia karena di SMA ku dia cukup terkenal. Bagaimana mungkin aku mengenalnya lebih jauh saling sapa pun aku tak pernah apalagi mengobrol *selama satu semester ini semenjak kita satu kelas*. Yeahhh mungkin itu sifat burukku yang tak terlalu memperdulikan dan memperhatikan lingkungan sekitar. Tak ku sangka dia sms aku padahal kita duduk saling berhadapan 555 konyol banget dan kalian tahu isinya apa hanya menanyakan aku sedang apa, gilaaaa apa dia tidak tahu aku sedang melakukan apa -___-. Aku tak memikirkan lebih jauh, tapi apa kalian tahu semenjak saat itu cerita ku dan dia dimulai. Tak menyangka dia mengajak aku pulang bareng, dengan berbagai alasan aku menolaknya tapi pada akhirnya aku mau juga *dengan berbagai alasan juga dia merayuku 555 bukan maksud diriku mudah dirayu, hanya saja tidak ada salahnya bukan menerima tawaranya :D. Hari itu adalah hari terakhir aku bertemu dengan dia sebelum akhirnya liburan semester tiba :D. Komunikasi kita tetap berlanjut. Ketika aku pergi berlibur dia meminta oleh-oleh, aku sangat bingung apa yang akan aku berikan hahaa, aku ga terlalu tahu cowo itu sukanya apa 555. Tapi aku putuskan untuk memberikannya sebuah jam beker *ini bukan oleh-oleh hanya hadiah *, kenapa demikian? Aku mempunyai alasan yaitu karena aku semakin dekat dengannya aku ingin dia selalu mengingatku setiap jam, setiap menit, setiap detik, bahkan setiap waktu *5555 oke aku lebay*, tapi bukan itu alasan pertamaku, aku hanya ingin dia disiplin waktu agar dia tepat waktu datang kesekolah, walaupun terkadang aku yang suka terlambat 555.
Tak terasa liburan dua minggu telah berakhir, yeahhh ketika aku masuk sekolah pertama sangat menyebalkan hari pertama masuk sekolah langsung belajar padahal jadwal belajarpun belum jelas. Ketika pelajaran berlangsung aku duduk disamping dia, yeahhh siapalagi kalau bukan Nanda 555. Aku memutuskan untuk langsung memberikannya. Beberapa hari kemudian tiba-tiba Nanda memintaku untuk menjadi pacarnya, ohemjiiii aku terkejut 5555. Tapi aku menolaknya -__-, aku menyukainya tapi aku tetap menolaknya, terus kenapa aku menolaknya? Yeahh ada beberapa alasan kenapa aku menolaknya, dia cukup terkenal di SMA, dia orang kaya, dan dia Player. Alasan “dia playboy” lah yang membuatku menolaknya mantannya disekolah cukup banyak, dan dengan berbagai alasan kenapa mereka menjadi mantannya.
Keesokan harinya Naya, dia berbeda kelas denganku tapi kita cukup dekat. Naya bercerita kepadaku bahwa kemarin Nanda teman sekelasku bahkan sudah menjadi teman dekatku dan kita hampir jadian mengajak jalan Naya bahkan Nanda pun menyatakan cintanya kepada Naya. “Apa-apaan ini” batinku kesal. Jadi selama ini Nanda selain dekat denganku dekat juga dengan sahabatku Naya. Apa tidak ada cewe lain selain Naya sahabatku sendiri. Entah siapa yang salah aku yang menolaknya atau Nanda yang dekat sana sini, dan semenjak saat itu aku menjadi renggang dengan Nanda, tapi tidak dengan Naya karena dia adalah sahabatku dan Naya tidak tahu kalau akupun dekat dengan Nanda.
Selama satu semester *semester dua* aku tak pernah lagi saling sapa dengannya apalagi mengobrol, aku anggap kita seperti dulu seperti saat semester satu *tak pernah saling menyapa satu sama lain* tetapi kenapa jadi berbeda, jadi canggung ketika kita berpapasan. Dan yang sialnya kenapa selama satu semester ini aku selalu satu kelompok sama dia *dua belas mata pelajaran tujuh diantaranya aku sekelompok dengan dia*. Hufthh sangat menyebalkan bukan. Aku menceritakan hal ini kepada teman sekelasku namanya Renaldi Rahardian. Aku hanya dapat cacian dari dia 5555.
“bagaimana mungkin seorang Tasya kena tipu oleh Nanda yang jelas-jelas dia itu terkenal playboy” ucap Aldi mencibirku
“bagaimana mungkin aku tahu dia akan menipuku juga” ringisku
“sudah-sudah lupakan saja, mendingan kamu sama aku aja 5555” candanya
Aku hanya mengernyitkan dahi. Ketika pergantian kelas *yeahh di sekolahku diterapkannya movingclass, jadi setelah pelajaran yang satu selesai kita harus pindah kelas dan masuk ke kelas yang berikutnya*, hari ini kelas yang tadi aku tempati diisi oleh kelas Naya, dan apakah kalian tahu temanku Aldi ngomong dengan kenceng *niat nyindir Naya* “oh yang ini orangnya yang ditembak sama si abang, setelah si abang ditolak sama kamu Tas”, “yeahh begitulah” jawabku singkat. Sebenarnya Nanda tidak pernah dipanggil abang oleh siapapun, itu hanya sebutan aku untuknya, dan yang tahu itu hanya aku Aldi dan sahabtku satu lagi Ferel Fernando *dia adalah sahabtku yang paling pintar*.
Keesokan harinya Naya bertanya kepadaku “Tasya apa yang si Aldi bilang kemarin itu aku?”
Ohemji bagaimana dia tahu, bagaimana dia bisa menyadarinya? Batinku
“5555, darimana kamu tahu?” tanyaku dengan tertawa palsu, bagaimana mungkin aku bisa tertawa dalam keadaan gugup seperti ini.
“yeahhh aku hanya merasa begitu” jawab Naya
“sudah-sudah lupakan saja, itu tida penting” ucapku berusaha mengalihkan pembicaraan.
Hari ini adalah pelajaran biologi, dan ketika pelajaran sedang berlangsung, guru biologi memberikan kami tugas kelompok, “ohemji sangat menyebalkan” batinku, bagaimana mungkin tidak menyebalkan aku sekelompok sama Nanda dipelajaran biologi. Selama mengerjakan tugas kelompok yang harus dikumpulkan saat itu juga, aku tidak sama sekali mengobrol dengannya, walaupun ditengah-tengah kegiatan kami, Nanda meminjam pensilku, aku hanya langsung memberikannya tanpa melihat kearahnya *sambil nunduk pura-pura sibuk sama tugas*
**
Skip ya ceman-ceman soalnya kalo diceritain terlalu panjang, aku langsung lanjut cerita ini di kelas 3 SMA.
Kelas tiga SMA aku sudah punya pacar 5555 namanya Fahmi Fahreza Adriansyah. Kenapa harus ada kata Adriansyah nya sih, apa Nanda dan Fahmi satu keturunan atau ini hanya kebetulan saja. Hmm yeahh kurasa hanya kebetulan karena yang aku tahu Fahmi tidak punya sodara yang bernama Nanda. Begitupun dengan Nanda, dia sudah mempunyai pacar satu sekolahan yeahhh aku tahu orangnya karena pacarnya teman sahabatku, tapi kita berbeda kelas. Nama pacar Nanda adalah Mega Adriana. Yeahhh nama mereka sedikit kembar mungkin mereka jododh. Tapi semenjak saat itu, semenjak kita tahu kalau kita sudah punya pacar masing-masing, aku memutuskan untuk terbiasa lagi dengannya. Karena aku pikir kita satu kelas *yeahh dikelas tiga pun aku tetap satu kelas dengannya karena kebetulan angkatanku yang sekarang tidak dipecah lagi*, dan kita sekarang sudah kelas tiga sebentar lagi akan berpisah, aku tak mau meninggalkan kesan yang buruk. Bahkan semenjak kelas tiga ini kita semakin akrab kembali, sudah seperti pacaran mungkin 5555. Kenapa berpikir demikian? Karena teman-temanku yang menyadari kedekatan kita bahkan mereka berpikir kita pacaran walaupun pada kenyataanya tidak dan kita punya pacar masing-masing. Kita sering duduk satu bangku, sering makan bareng, sering cerita-cerita bareng. Bahkan ketika Nanda lagi sakit dia bukan bercerita kepada pacarnya melainkan kepada diriku, kenapa aku bisa berpikiran begitu? Yeahhh tentu saja karena ketika teman-temanku yang dekat dengan Mega menanyakan kenapa Nanda tidak masuk sekolah dia bilang dia tidak tahu.
**
Pelajaran kedua adalah pelajaran kesenian, setiap siswa diminta untuk bernyanyi termasuk aku 5555, aku malu suaraku tidak bagus 555. Temanku ada yang sampai membawa gitar untuk menambah performanya agar lebih terdengar indah ketika bernyanyi *biar kekinian 555*. Setelah pelajaran kesenian berakhir waktunya pelajaran bahasa Indonesia tetapi diselingi dengan istirahat. Ketika waktu istirahat tiba-tiba Nanda memainkan gitar dan menyanyikan sebuah lagu romantis, sebelumnya dia berkata “Putri sini deh”
“ada apa” jawabku sedikit berteriak karena yeahhh sekarang kita tak sebangku dan lumayan agak jauh juga, tapi aku menuruti perkataannya hihihi.
Sesampainya aku ditempat Nanda dia berkata kembali “kita nyanyi bareng yu”
“jangan becanda aku ga bisa nyanyi” jawabku 555
“kamu saja yang nyanyi aku mendengarkan” lanjutku
Yeahh dia menyanyikan sebuah lagu yang berjudul “lagu cinta” dari Ramaband. Lagu ini menjadi lagu favorit kita sekaligus lagu kenangan kita.
Malam-malam dia sering menelponku bahkan hamper tiap malam, curhat soal pacarnya *tapi aku heran kenapa dia malah menelponku bukan nelpon pacarnya 555*. Tentu saja bukan hanya itu ditelpon dia juga sering bernyanyi untukku 555, dia bisa bermain piano dan gitar. Ketika dia sudah merasa ngantuk dia sering sekali memintaku untuk menyanyikan lagu nina bobo, tapi aku tak pernah menurutinya 555 bagaimana mungkin aku menurutinya suaruku jelek.
Hmmm sebentar lagi kelas tiga akan berakhir, itu tandanya aku akan berpisah dengannya karena kita punya tujuan masing-masing, universitas yang kita tuju berbeda. Nanda ingin sekali menjadi arsitektur :D dan aku ingin menjadi seorang guru.
***
Bebebrapa bulan kemudian
Semenjak aku kuliah jurusan keguruan sementara Nanda gagal menjadi seorang arsitek, dia mengambil jurusan lain *sensor*. Jarak kita sangat jauh sekarang. Semakin jarang berkomunikasi, bahkan setiap aku pulang ke tempat asalku dan berkumpul dengan teman-teman angkatanku Nanda tak pernah ikut sekalipun, yeahhh sudah 3 tahun aku tak pernah bertemu dengannya lagi, padahal aku sangat merindukannya tapi aku gengsi untuk mengatakannya 555.
Kenapa coretan ini diberi judul  “Sahabat Terindah” karena Nanda adalah sahabat terindahku, aku tak tahu seperti apa perasaanku terhadapnya, ketika aku didekatnya aku nyaman, bahkan kenanganku dengannya lebih banyak daripada dengan pacarku dulu. Yeahh mungkin karena Aku dan Nanda pernah satu kelas. Dan apakah kamu tahu aku tak ingin merubah statusku dengannya menjadi seorang pacar ingin tetap seperti ini *sahabat terindah*.

Ini kisahku, tak ada yang istimewa memang tapi ini menyenangkan.