Sahabat Terindah
Ini
ceritaku, cerita ini dimulai ketika aku kelas XI semester satu akhir yeahhh
setelah uas dan menjelang libur. Pada saat itu aku dan teman-teman kelasku
memutuskan untuk merayakan kemenangan lomba futsal putra seSMA yeahh walaupun
kelas kita tak juara pertama tapi setidaknya masuk tiga besar. Aku dan
teman-teman memutuskan untuk makan-makan disalah satu rumah temanku yang
jaraknya cukup jauh dari SMA namanya Bianka, tapi itu tidak masalah :D. Dari 35
siswa hanya 15 orang yang bisa ikut termasuk tuan rumah itu sendiri. Namaku
Natasya Ananda Putri, teman-temanku biasa memanggil dengan sebutan Tasya tapi
ada juga yang suka memanggilku Gita hahaha kenapa demikian yahhh karena kata
mereka aku mirip Gita KDI *penyanyi dangdut -__-* terserahlah suka-suka mereka
mau manggil aku apa. Ketika sesampainya dirumah Bianka, ternyata Ibunya sudah
menyiapkan semuanya *wowww beruntung sekali kita, dan yeahhh ibu yang sangat
pengertian 555* tak menunggu lama kita pun langsung menyantap makanan yang
telah disediakan, mubazir kalo dianggurin mulu hihi. Setelah semuanya selesai
makan, kita melanjutkan untuk berfoto-foto ria *ga asik kalo ga foto-foto*, dan
ngobrolin ini itu yang ga jelas haha. Ketika semua teman-temanku berada
dihalaman luar, aku memutuskan untuk masuk ke dalam rumah untuk mengambil hp
*kali aja ada yang sms #ngarep :D*, ternyata salah satu temanku yang bernama
Muhammad Nanda Adriansyah, biasa dipangil Nanda. Lanjut kecerita, sehingga kita
berdua berada diruangan yang sama *ruang tamu*. Ga ada angin ga ada hujan
tiba-tiba Nanda meminta nomorku, tak harus menunggu lama aku pun langsung
memberikan nomorku. Nanda adalah salah satu teman sekelasku yang tak aku kenal,
aku hanya tahu dia teman sekelasku dan yeahhh sedikit informasi tentang dia
karena di SMA ku dia cukup terkenal. Bagaimana mungkin aku mengenalnya lebih
jauh saling sapa pun aku tak pernah apalagi mengobrol *selama satu semester ini
semenjak kita satu kelas*. Yeahhh mungkin itu sifat burukku yang tak terlalu
memperdulikan dan memperhatikan lingkungan sekitar. Tak ku sangka dia sms aku
padahal kita duduk saling berhadapan 555 konyol banget dan kalian tahu isinya
apa hanya menanyakan aku sedang apa, gilaaaa apa dia tidak tahu aku sedang
melakukan apa -___-. Aku tak memikirkan lebih jauh, tapi apa kalian tahu
semenjak saat itu cerita ku dan dia dimulai. Tak menyangka dia mengajak aku
pulang bareng, dengan berbagai alasan aku menolaknya tapi pada akhirnya aku mau
juga *dengan berbagai alasan juga dia merayuku 555 bukan maksud diriku mudah
dirayu, hanya saja tidak ada salahnya bukan menerima tawaranya :D. Hari itu
adalah hari terakhir aku bertemu dengan dia sebelum akhirnya liburan semester
tiba :D. Komunikasi kita tetap berlanjut. Ketika aku pergi berlibur dia meminta
oleh-oleh, aku sangat bingung apa yang akan aku berikan hahaa, aku ga terlalu
tahu cowo itu sukanya apa 555. Tapi aku putuskan untuk memberikannya sebuah jam
beker *ini bukan oleh-oleh hanya hadiah *, kenapa demikian? Aku mempunyai
alasan yaitu karena aku semakin dekat dengannya aku ingin dia selalu
mengingatku setiap jam, setiap menit, setiap detik, bahkan setiap waktu *5555
oke aku lebay*, tapi bukan itu alasan pertamaku, aku hanya ingin dia disiplin
waktu agar dia tepat waktu datang kesekolah, walaupun terkadang aku yang suka
terlambat 555.
Tak
terasa liburan dua minggu telah berakhir, yeahhh ketika aku masuk sekolah pertama
sangat menyebalkan hari pertama masuk sekolah langsung belajar padahal jadwal
belajarpun belum jelas. Ketika pelajaran berlangsung aku duduk disamping dia,
yeahhh siapalagi kalau bukan Nanda 555. Aku memutuskan untuk langsung
memberikannya. Beberapa hari kemudian tiba-tiba Nanda memintaku untuk menjadi
pacarnya, ohemjiiii aku terkejut 5555. Tapi aku menolaknya -__-, aku
menyukainya tapi aku tetap menolaknya, terus kenapa aku menolaknya? Yeahh ada
beberapa alasan kenapa aku menolaknya, dia cukup terkenal di SMA, dia orang
kaya, dan dia Player. Alasan “dia playboy” lah yang membuatku menolaknya mantannya
disekolah cukup banyak, dan dengan berbagai alasan kenapa mereka menjadi mantannya.
Keesokan
harinya Naya, dia berbeda kelas denganku tapi kita cukup dekat. Naya bercerita
kepadaku bahwa kemarin Nanda teman sekelasku bahkan sudah menjadi teman dekatku
dan kita hampir jadian mengajak jalan Naya bahkan Nanda pun menyatakan cintanya
kepada Naya. “Apa-apaan ini” batinku kesal. Jadi selama ini Nanda selain dekat
denganku dekat juga dengan sahabatku Naya. Apa tidak ada cewe lain selain Naya
sahabatku sendiri. Entah siapa yang salah aku yang menolaknya atau Nanda yang
dekat sana sini, dan semenjak saat itu aku menjadi renggang dengan Nanda, tapi
tidak dengan Naya karena dia adalah sahabatku dan Naya tidak tahu kalau akupun
dekat dengan Nanda.
Selama
satu semester *semester dua* aku tak pernah lagi saling sapa dengannya apalagi
mengobrol, aku anggap kita seperti dulu seperti saat semester satu *tak pernah
saling menyapa satu sama lain* tetapi kenapa jadi berbeda, jadi canggung ketika
kita berpapasan. Dan yang sialnya kenapa selama satu semester ini aku selalu
satu kelompok sama dia *dua belas mata pelajaran tujuh diantaranya aku
sekelompok dengan dia*. Hufthh sangat menyebalkan bukan. Aku menceritakan hal
ini kepada teman sekelasku namanya Renaldi Rahardian. Aku hanya dapat cacian
dari dia 5555.
“bagaimana
mungkin seorang Tasya kena tipu oleh Nanda yang jelas-jelas dia itu terkenal
playboy” ucap Aldi mencibirku
“bagaimana
mungkin aku tahu dia akan menipuku juga” ringisku
“sudah-sudah
lupakan saja, mendingan kamu sama aku aja 5555” candanya
Aku hanya
mengernyitkan dahi. Ketika pergantian kelas *yeahh di sekolahku diterapkannya
movingclass, jadi setelah pelajaran yang satu selesai kita harus pindah kelas
dan masuk ke kelas yang berikutnya*, hari ini kelas yang tadi aku tempati diisi
oleh kelas Naya, dan apakah kalian tahu temanku Aldi ngomong dengan kenceng
*niat nyindir Naya* “oh yang ini orangnya yang ditembak sama si abang, setelah
si abang ditolak sama kamu Tas”, “yeahh begitulah” jawabku singkat. Sebenarnya
Nanda tidak pernah dipanggil abang oleh siapapun, itu hanya sebutan aku
untuknya, dan yang tahu itu hanya aku Aldi dan sahabtku satu lagi Ferel
Fernando *dia adalah sahabtku yang paling pintar*.
Keesokan
harinya Naya bertanya kepadaku “Tasya apa yang si Aldi bilang kemarin itu aku?”
Ohemji
bagaimana dia tahu, bagaimana dia bisa menyadarinya? Batinku
“5555,
darimana kamu tahu?” tanyaku dengan tertawa palsu, bagaimana mungkin aku bisa
tertawa dalam keadaan gugup seperti ini.
“yeahhh
aku hanya merasa begitu” jawab Naya
“sudah-sudah
lupakan saja, itu tida penting” ucapku berusaha mengalihkan pembicaraan.
Hari ini
adalah pelajaran biologi, dan ketika pelajaran sedang berlangsung, guru biologi
memberikan kami tugas kelompok, “ohemji sangat menyebalkan” batinku, bagaimana
mungkin tidak menyebalkan aku sekelompok sama Nanda dipelajaran biologi. Selama
mengerjakan tugas kelompok yang harus dikumpulkan saat itu juga, aku tidak sama
sekali mengobrol dengannya, walaupun ditengah-tengah kegiatan kami, Nanda
meminjam pensilku, aku hanya langsung memberikannya tanpa melihat kearahnya
*sambil nunduk pura-pura sibuk sama tugas*
**
Skip ya
ceman-ceman soalnya kalo diceritain terlalu panjang, aku langsung lanjut cerita
ini di kelas 3 SMA.
Kelas
tiga SMA aku sudah punya pacar 5555 namanya Fahmi Fahreza Adriansyah. Kenapa
harus ada kata Adriansyah nya sih, apa Nanda dan Fahmi satu keturunan atau ini
hanya kebetulan saja. Hmm yeahh kurasa hanya kebetulan karena yang aku tahu
Fahmi tidak punya sodara yang bernama Nanda. Begitupun dengan Nanda, dia sudah
mempunyai pacar satu sekolahan yeahhh aku tahu orangnya karena pacarnya teman
sahabatku, tapi kita berbeda kelas. Nama pacar Nanda adalah Mega Adriana.
Yeahhh nama mereka sedikit kembar mungkin mereka jododh. Tapi semenjak saat
itu, semenjak kita tahu kalau kita sudah punya pacar masing-masing, aku
memutuskan untuk terbiasa lagi dengannya. Karena aku pikir kita satu kelas
*yeahh dikelas tiga pun aku tetap satu kelas dengannya karena kebetulan
angkatanku yang sekarang tidak dipecah lagi*, dan kita sekarang sudah kelas
tiga sebentar lagi akan berpisah, aku tak mau meninggalkan kesan yang buruk.
Bahkan semenjak kelas tiga ini kita semakin akrab kembali, sudah seperti
pacaran mungkin 5555. Kenapa berpikir demikian? Karena teman-temanku yang
menyadari kedekatan kita bahkan mereka berpikir kita pacaran walaupun pada
kenyataanya tidak dan kita punya pacar masing-masing. Kita sering duduk satu bangku,
sering makan bareng, sering cerita-cerita bareng. Bahkan ketika Nanda lagi
sakit dia bukan bercerita kepada pacarnya melainkan kepada diriku, kenapa aku
bisa berpikiran begitu? Yeahhh tentu saja karena ketika teman-temanku yang
dekat dengan Mega menanyakan kenapa Nanda tidak masuk sekolah dia bilang dia
tidak tahu.
**
Pelajaran
kedua adalah pelajaran kesenian, setiap siswa diminta untuk bernyanyi termasuk
aku 5555, aku malu suaraku tidak bagus 555. Temanku ada yang sampai membawa
gitar untuk menambah performanya agar lebih terdengar indah ketika bernyanyi
*biar kekinian 555*. Setelah pelajaran kesenian berakhir waktunya pelajaran
bahasa Indonesia tetapi diselingi dengan istirahat. Ketika waktu istirahat
tiba-tiba Nanda memainkan gitar dan menyanyikan sebuah lagu romantis,
sebelumnya dia berkata “Putri sini deh”
“ada apa”
jawabku sedikit berteriak karena yeahhh sekarang kita tak sebangku dan lumayan
agak jauh juga, tapi aku menuruti perkataannya hihihi.
Sesampainya
aku ditempat Nanda dia berkata kembali “kita nyanyi bareng yu”
“jangan
becanda aku ga bisa nyanyi” jawabku 555
“kamu
saja yang nyanyi aku mendengarkan” lanjutku
Yeahh dia
menyanyikan sebuah lagu yang berjudul “lagu cinta” dari Ramaband. Lagu ini
menjadi lagu favorit kita sekaligus lagu kenangan kita.
Malam-malam
dia sering menelponku bahkan hamper tiap malam, curhat soal pacarnya *tapi aku
heran kenapa dia malah menelponku bukan nelpon pacarnya 555*. Tentu saja bukan
hanya itu ditelpon dia juga sering bernyanyi untukku 555, dia bisa bermain piano
dan gitar. Ketika dia sudah merasa ngantuk dia sering sekali memintaku untuk
menyanyikan lagu nina bobo, tapi aku tak pernah menurutinya 555 bagaimana
mungkin aku menurutinya suaruku jelek.
Hmmm
sebentar lagi kelas tiga akan berakhir, itu tandanya aku akan berpisah
dengannya karena kita punya tujuan masing-masing, universitas yang kita tuju
berbeda. Nanda ingin sekali menjadi arsitektur :D dan aku ingin menjadi seorang
guru.
***
Bebebrapa
bulan kemudian
Semenjak
aku kuliah jurusan keguruan sementara Nanda gagal menjadi seorang arsitek, dia
mengambil jurusan lain *sensor*. Jarak kita sangat jauh sekarang. Semakin
jarang berkomunikasi, bahkan setiap aku pulang ke tempat asalku dan berkumpul
dengan teman-teman angkatanku Nanda tak pernah ikut sekalipun, yeahhh sudah 3
tahun aku tak pernah bertemu dengannya lagi, padahal aku sangat merindukannya
tapi aku gengsi untuk mengatakannya 555.
Kenapa
coretan ini diberi judul “Sahabat
Terindah” karena Nanda adalah sahabat terindahku, aku tak tahu seperti apa
perasaanku terhadapnya, ketika aku didekatnya aku nyaman, bahkan kenanganku
dengannya lebih banyak daripada dengan pacarku dulu. Yeahh mungkin karena Aku
dan Nanda pernah satu kelas. Dan apakah kamu tahu aku tak ingin merubah
statusku dengannya menjadi seorang pacar ingin tetap seperti ini *sahabat
terindah*.
Ini
kisahku, tak ada yang istimewa memang tapi ini menyenangkan.