Sorry,
I Love Him
Angin malam yang mulai menusuk tubuh,
bintang yang menghiasi langit dimalam ini, malam ini terasa begitu indah dengan
ditemani alunan lagu yang indah “Toom yuu nai jai” lagu kesukaan :D…
Tiba-tiba terdengar suara pintu gerbang
terbuka “krekekkk”, dan sesosok laki-laki mulai mendekatiku yang sedang duduk
diteras depan rumah, wajahnya mulai terlihat karena tersinari cahaya lamu,
tiba-tiba seakan malam indah ini berubah menjadi kelabu, seseorang yang tidak
aku harapkan lagi, seseorang yang pernah muncul dalam masalaluku, ya mantanku.
I was shocked! Seakan jantung ini berhenti berdetak, tubuh ini mulai
berkeringat.
“Hai” sapanya dengan wajah penuh senyum.
Aku masih terdiam dan heran kenapa dia
bisa datang tiba-tiba, 1 tahun berlalu kita tak pernah saling sapa lewat
apapun, apalagi bertemu. Semenjak kita memutuskan untuk berpisah, ya berpisah
tepatnya bukan aku, namun dia yang menginginkannya. Dia datang pada waktu yang
sangat tidak tepat.
“kenapa? Kenapa kau datang tiba-tiba?
Ada apa? Ada tujuan apa kau datang? “ tanyaku seperti polisi yang sedang
mengintrogasi tersangka saja.
Dia menghela nafas sejenak, dan
tiba-tiba mengeluarkan sebuah kotak yang sepertinya tidak asing bagiku, ya
kotak itu kotak music yang pernah aku berikan padanya dulu. Diapun mulai
berbicara “masih ingatkah kamu dengan ini? Aku selalu merindukan orang yang
memberikan kotak ini, ketika aku merindukannya aku selalu membuka kotak ini dan
hanya bisa mendengarkan lantunan melodi yang keluar dari kotak ini, dan
sekarang aku sangat merindukan orang itu, ya aku merindukanmu fahim.”
Aku hanya terdiam, ntah apa yang harus
aku katakana, mulut ini seakan bisu tak mampu mengeluarkan kata-kata. Dan ntah apa yang aku rasakan saat ini, antara
senang dan benci bercampur menjadi satu. Kenapa dia kembali ketika aku sudah
mulai melupakannya? Kenapa tidak dari dulu? Kenapa tidak dari dulu? Ntahlah aku
semakin bingung -_-.
“Aku piker kotak itu sudah kau buang,
kenapa kau masih menyimpannya? Bukankah kau sudah bersama yang lain?” jelasku.
“sarimana kau tahu?” tanyanya kaget.
“tidak penting darimana aku tahu, bahkan
hal itu sudah tidak penting lagi bagiku”. Jawabku
“aku sudah tidak bersamanya lagi, aku
sendiri sekarang, makanya aku datang kesini, aku ingin meminta maaf, aku ingin
seperti dulu bersamamu.” Jelasnya.
“tunggu sebentar”. Kataku
Aku kedalam rumah dan memberikannya
sebuah undangan, ya undangan pernikahanku.
“maaf aku sudah tidak bisa, ini untuk
mu, aku akan menikah bulan depan” jelasku
“secepat itu?” tanyanya dengan wajah
sedih
“ya, kenapa harus menunda lebih lama
jika sudah ada yang siap menikahiku. Kenapa harus berpacaran lebih lama jika
jodohnya sudah datang. Aku tak mau mengulangi hal yang sama seperti aku
bersamamu dulu, aku seperti perempuan yang paling bodoh waktu itu karena
terlalu mencintai orang yang menyianyiakan aku. Terlalu lama berpacaran terlalu
banyak harap yang telah aku bangun bersamamu, tapi harapan itu kau hancurkan
begitu saja ketika kau bilang kita harus putus, saat itu aku belum bisa
menerima, aku masih selalu menanyakan kabar dan keadaanmu. Tapi, semenjak aku
tahu bahwa kau telah bersama yang lain, aku mulai menyadari bahwa kau bukan
milikku lagi, dan aku harus mulai melupakanmu” jelasku.
Fajar hanya terdiam mendengar
kata-kataku. Ntah apa yang ada dipikirannya saat ini, aku bukan Dedi korbuzier
yang bisa membaca pikiran orang lain.
“maafkan aku membuatmu kecewa. Aku
memilih dia kupikir dia akan lebih baik darimu, ternyata tidak.” Ucapnya.
‘jika kamu terus mencari yang sempurna,
sampai kapanpun kamu tak akan menemukannya. Belajarlah menerima kekurangan
pasanganmu, dan intropeksi dirilah” kataku.
22.30
“sudah larut malam, sebaiknya kau pulang
saja. Sekarang aku sudah bersama yang lain. Semoga kau bisa menemukan yang
terbaik untukmu”. Ucapku dengan melemparkan sedikit senyum, dan ingin
mengakhiri pertemuan ini.
Cerita ini hanya imajinasi penulis, mohon maaf jika ada kesamaan tokoh atau karakter. Mohon minta saran dan kritik kepada para pembaca yang sifatnya membangun. Semoga bermanfaat da menghibur ;D